Dalam praktik search engine optimization (SEO) sebaiknya kita belajar mengenai bagaimana cara Google bekerja. Ada banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menjadikan website kita masuk di halaman pertama hasil pencarian Google. Dalam kesempatan sebelumnya, kami pernah membahas mengenai meta title dan meta description. Salah satu yang penting dalam SEO adalah kemunculan kata kunci dalam website.
Alasan mengapa kita harus memunculkan kata kunci adalah algoritma Google. Pada dasarnya, hasil pencarian Google ditentukan oleh robot. Hasil pencarian yang paling relevan akan berada pada ranking atas (ditampilkan di halaman awal atau baris awal). Relevan atau tidaknya bergantung pada beberapa faktor seperti umur halaman web, konten halaman web lain yang serupa dan penghitungan keyword density.
Keyword density berarti persentase kemunculan kata kunci pada website kita dari keseluruhan konten. Cara menghitung keyword density sederhana. Pertama-tama lakukan identifikasi kata kunci atau frase utama dalam halaman web kita kemudian hitung jumlahnya. Hitung juga jumlah keseluruhan kata yang ada di website. Kemudian, kita hanya perlu membagi jumlah kemunculan kata kunci dengan jumlah keseluruhan kata yang ada. Terakhir, kalikan hasil bagi dengan 100%.
Sebenarnya tidak ada aturan baku untuk kemunculan kata kunci pada website. Namun, kemunculan kata kunci tidak boleh terlalu sedikit atau terlalu banyak. Jika kata kunci muncul terlalu sedikit, kemungkinan Google akan melihat website kita tidak relevan untuk ranking atas pencarian. Sebaliknya, jika terlalu banyak, mungkin saja Google menganggap kita menyalahi aturannya dan dianggap melakukan keyword stuffing.
Keyword stuffing berarti praktik memunculkan kata kunci terus menerus secara berlebihan. Praktik ini membuat website berisiko mendapatkan penalti dari Google. Tidak hanya buruk karena melanggar peraturan tapi juga buruk dari segi konten untuk dibaca pengguna biasa. Biasanya orang yang melakukan keyword stuffing tanpa mempedulikan makna atau susunan kalimat. Hal ini membuat pengguna internet tidak tertarik dan enggan membaca konten halaman web tersebut. Maka dari itu, lebih baik memunculkan kata kunci seperlunya atau dengan hitungan keyword density.
Ada cara yang lebih kompleks untuk mengukur keyword density. Misalnya dengan TF-IDF. TF-IDF adalah singkatan dari term frequency–inverse document frequency. Namun, penghitungannya cukup rumit. Untuk pemula, cara lebih sederhana bisa menjadi pilihan. Misalnya dengan hanya menghitung persentase saja. Meski demikian, tidak pernah ada angka keyword density yang pasti harus berapa persen. Bahkan, kabar terakhir, banyak yang menemukan bahwa keyword density tidak lagi berpengaruh terhadap SEO.
PAKAR Jasa sebagai penyedia jasa SEO tetap memperhitungkan keyword density sebagai salah satu faktor optimasi SEO dari banyak faktor lain yang turut mempengaruhi. Uji coba dan pengalaman akan membantu kita untuk memprioritaskan effort-effort SEO pada faktor-faktor tertentu yang memiliki impact paling besar sesuai dengan kondisi yang ada: kompetisi, tujuan SEO, dan sumber daya bisnis Anda.