Google (Search Ads) vs Iklan Facebook Google (Search Ads) vs Iklan Facebook
  • Home
  • Our Services
    • Facebook & Instagram Ads
    • Google Search Ads
    • Google Display Ads
    • Jasa Iklan TikTok Ads
    • Jasa SEO Jakarta
    • Jasa Setup & Optimasi Marketplace
  • Careers
  • PAKAR Jasa Blog
  • Contact Us
  • Home
  • Our Services
    • Facebook & Instagram Ads
    • Google Search Ads
    • Google Display Ads
    • Jasa Iklan TikTok Ads
    • Jasa SEO Jakarta
    • Jasa Setup & Optimasi Marketplace
  • Careers
  • PAKAR Jasa Blog
  • Contact Us
  •  

facebook ads

Tag: facebook ads

Google (Search Ads) vs Iklan Facebook

Google (Search Ads) vs Iklan Facebook

Sampai saat ini, beberapa pengiklan melihat iklan Google (Search Ads) dan iklan Facebook dengan gaya bermusuhan (Google (Search Ads) vs Iklan Facebook) dalam konteks untuk persaingan perkembangan bisnis. Ketegangan yang sudah berlangsung lama antara dua channel periklanan, yang sering didramatisasi oleh media teknologi, dipandang sebagai bukti yang tak terbantahkan bahwa kedua channel tersebut saling bertentangan satu sama lain dan bahwa penting bagi bisnis dari semua level untuk membuat keputusan sulit mengenai penggunaan channel yang benar dan cocok untuk bisnis tersebut. Sebelumnya, terjadi persaingan pasar antar gerai yang menggunakan cara tradisional. Namun, ini tidak lagi menjadi masalah, karena teknologi telah berkembang. Setelah ini akan dibahas sedikit mengenai kedua channel tersebut, namun untuk lebih lengkapnya kami sudah pernah membahas Google (Search Ads) dan Iklan Facebook secara lengkap di blog kami. Berikut hanya sedikit kilas balik seputar dua channel tersebut.

Google (Search Ads)

Google (Search Ads) adalah channel periklanan PPC (pay-per-click) terbesar dan terpopuler di dunia. Search Ads sangat umum digunakan sehingga menjadi identik dengan istilah “paid search“. Paid search bergantung pada penargetan kata kunci (keywords) dan penggunaan konten berbasis teks. Keywords atau kata kunci dapat berupa sebuah kata spesifik, frase spesifik, hingga frase yang general. Kata dan frase unik yang digunakan dalam pencarian yang dimasukkan oleh pengguna google akan memunculkan iklan oleh pengiklan yang menargetkan iklan di keywords tersebut. Ketika seseorang mengklik iklan, sejumlah uang akan dibayarkan kepada google, sehingga dinamakan pay-per-click atau PPC.

Iklan Facebook

Iklan Facebook adalah contoh dari apa yang dikenal sebagai iklan “paid social” atau iklan di jejaring sosial. Dengan jumlah pengguna aktif terbesar dari jejaring sosial mana pun di dunia, Facebook telah menjadi aspek yang sangat kompetitif dan berpotensi menguntungkan dari strategi periklanan digital banyak bisnis atau perusahaan. Tidak seperti paid search, yang memungkinkan perusahaan menemukan calon pembeli melalui kata kunci, paid social membantu pengguna mengidentifikasi bisnis berdasarkan apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka berperilaku online, seperti apa yang mereka sukai sampai ke pekerjaan masing masing pengguna Facebook. 

Perbedaan Google (Search Ads) dan Iklan Facebook

Perbedaan utama diantara kedua channel tersebut terletak didalam strategi dari kedua channel. Google (Search Ads) menggunakan strategi pull marketing atau membantu bisnis untuk menemukan pelanggan barunya sedangkan Facebook menggunakan strategi push marketing atau membiarkan pelanggan baru menemukan bisnisnya.

Google (Search Ads) vs Iklan Facebook: yang mana sebaiknya anda gunakan? 

Menentukan channel iklan yang cocok untuk bisnis anda kembali ke model bisnis anda. Baik iklan Google (Search Ads) dan iklan Facebook adalah channel periklanan yang sangat efektif dan menarik bagi hampir semua jenis bisnis atau perusahaan. Saat menentukan kapabilitas dan kemungkinan implementasi dari setiap pendekatan, jelas juga bahwa kedua platform harus diperlakukan dengan cara yang saling melengkapi daripada bermusuhan. Karena kedua channel tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan sudah berevolusi untuk menjadi channel pengiklanan yang lebih efektif dan optimal.

Sebagai contoh dasar, berdasarkan strateginya, Google (Search Ads) menggunakan pull marketing, sehingga jenis bisnis atau industri yang cocok untuk menggunakan Google (Search Ads) adalah industri yang membutuhkan niat mencari atau niat membeli awal dari pelanggan seperti bisnis yang menjual jasa, bisnis properti, bisnis genset, bisnis otomotif, dan bisnis yang bisa dikategorikan dalam kelompok B2B (Business-to-Business). Bisnis-bisnis tersebut cocok menggunakan Google (Search Ads) sebagai iklan utama mereka dan dapat dilengkapi oleh iklan remarketing Facebook.

Sebaliknya, berdasarkan strateginya, iklan Facebook menggunakan push marketing, sehingga iklan Facebook lebih cocok digunakan untuk bisnis yang bisa menimbulkan impulse buying atau bisnis yang bisa menimbulkan minat beli dengan bantuan visual seperti bisnis fashion, bisnis makanan, dan bisnis yang bisa dikategorikan dalam kelompok B2C (Business-to-Consumer).

Sekian tentang Google (Search Ads) vs Iklan Facebook serta kapan dan bisnis seperti apa yang sebaiknya menggunakan kedua channel tersebut. Jika anda ingin konsultasi lebih lanjut mengenai ini dan ingin menjalankan iklan di kedua channel tersbut jangan sungkan untuk konsultasi dengan tim ahli kami.

Read More
Collaborative Ads: Mengukur penjualan hasil iklan dari Facebook dan Instagram ke toko online di marketplace

Sebagai pemilik toko online di marketplace (seperti Lazada, Shopee, Tokopedia, dan lain-lain) Anda tentu sudah mengenal berbagai macam cara untuk beriklan. Yang pertama, beriklan di marketplace itu sendiri. Yang lain, beriklan di media sosial lalu diarahkan ke toko online Anda di marketplace. Yang terakhir itu, bukan perkara rumit.

Memasang iklan Tokopedia di Facebook atau iklan Shopee di Instagram, yang ketika diklik langsung muncul toko kita, sudah lumrah. Pertanyaannya, iklan di medsos itu bikin penjualan kita di marketplace naik atau tidak? Untuk menjawabnya kita perlu tracking conversion iklan.

Tracking conversion adalah salah satu aspek penting dalam digital marketing agar kampanye kita jelas tujuannya dan terukur hasilnya. Dengan tracking pembelian sebagai conversion misalnya, kita bisa menilai baik buruknya iklan digital kita. Pertanyaan seperti: “Dengan biaya sekian juta rupiah di iklan, berapa pembelian yang dihasilkan?” dapat dijawab.

Jika memiliki website toko online sendiri, tracking conversion bisa dilakukan dengan memasang alat/kode tracking di website. Alat tracking ini disediakan oleh platform iklan populer seperti Facebook Pixel, Google Analytics, dan pendatang baru akhir-akhir ini TikTok Ads dengan TikTok Pixel-nya.

Bagaimana jika toko kita fokus berjualan di marketplace dan belum mempunyai website ecommerce sendiri, lalu kita mau beriklan, tapi iklannya dapat mengukur penjualan? Bila Anda mau beriklan di Facebook dan Instagram, maka jawabannya adalah Collaborative Ads. Sering juga disebut sebagai CPAS, meski singkatannya kurang jelas apa. Ada yang bilang collaborative platform advertising solution. Ada juga collaborative performance advertising solution. Yang jelas, penamaan resmi dari Facebook adalah Collaborative Ads.

Dari namanya ini, bisa dibilang iklan ini menjadi sebuah kolaborasi antara Facebook, marketplace, dan Anda sebagai pemilik toko. Karena ada kerja sama ini, beberapa data yang dimiliki oleh marketplace dibagi kepada Facebook dan kita sebagai pemasang iklan.

Apa yang bisa dilakukan dengan Collaborative Ads?

Contoh iklan catalog produk marketplace di Instagran dengan collaborative ads
Saat iklan produk diklik di medsos, pengguna diarahkan langsung ke toko di marketplace.

Marketplace membagikan sebagian aktivitas pengunjung (tanpa membagikan biodata pribadi) seperti produk-produk apa saja yang dilihat, apa yang ditambahkan ke keranjang (add to cart), hingga apa yang dibeli di toko online kita. Data ini terhubung langsung dengan Facebook dan dapat kita gunakan sebagai targeting iklan hingga sumber data conversion.

Tentu jangan dibayangkan, data-data pribadi (seperti nomor HP, alamat, dll) pengunjung toko kita di marketplace itu dibagikan dalam bentuk tabel data untuk kita baca. Bukan, data tersebut bukan untuk dibaca manusia secara langsung.

Salah satu hal yang bisa kita lakukan lewat Collaborative Ads ini adalah tracking conversion yang kita bahas di awal tulisan. Misalkan pengguna A membeli produk X di toko online kita (baik di website maupun di app!). Sinyal pembelian ini akan diteruskan ke Facebook melalui kode-kode tertentu. Robot Facebook kemudian akan memeriksa, apakah pengguna A ini terdaftar sebagai pengguna Facebook atau Instagram.

Jika ya, maka kemudian dicek apakah pengguna A ini sebelumnya pernah mendapatkan dan/atau berinteraksi dengan iklan Collaborative Ads yang kita setel. Jika pernah berinteraksi (klik iklan) maka iklan tersebut akan dinyatakan telah menghasilkan satu pembelian. Setelah ini, kita bisa mengevaluasi apakah iklan tersebut bagus atau tidak, menghasilkan pembelian yang sebanding dengan biaya iklan atau tidak.

Paragraf di atas hanya menggambarkan satu saja keuntungan dari Collaborative Ads. Ada banyak hal lain yang sangat membantu campaign digital kita. Untuk yang sudah cukup berpengalaman di digital ads, secara singkat Collaborative Ads bisa dijelaskan seperti ini: seakan-akan kita memiliki akses Pixel di website dan app marketplace tempat toko online kita berada. Potensinya tentu luar biasa.

Apakah semua marketplace di Indonesia sudah memiliki fitur Facebook Collaborative Ads? Per Juni 2020, belum semuanya. Daftar mitra yang sudah memiliki fitur ini adalah: Lazada, Shopee, Blibli, dan Tokopedia. Lebih lengkapnya bisa dicek di Collaborative Ads Merchants di Indonesia.

Jika marketplace tempat toko Anda berada sudah termasuk daftar tersebut, maka Anda perlu mencari tahu ke marketplace masing-masing apa syarat untuk mengaktifkan fitur Collaborative Ads itu untuk toko Anda. Beberapa syarat yang umum misalnya toko Anda merupakan toko resmi untuk suatu brand. Atau level toko Anda sudah mencapai tingkat tertentu di marketplace tersebut.

Read More
Cara Membuat Katalog Facebook untuk Instagram Shopping dan Dynamic Ads

Facebook memberikan fitur katalog yang mempermudah Anda memajang produk yang Anda ingin jual. Satu item produk dalam sebuah katalog bisa memuat informasi berupa judul, gambar, deskripsi, kategori, ketersediaan produk, URL, dan masih banyak lagi. 

Selain untuk memajang produk, Facebook Catalog juga dapat digunakan untuk Dynamic Ads dan Collection (iklan yang otomatis menampilkan produk), serta fitur terbaru yang banyak peminatnya yakni Instagram Shopping. 
Nah, bagaimana cara membuat Katalog Facebook? Pertama, pastikan Anda telah masuk ke dashboard Facebook Ads atau Facebook Bisnis. Lalu ikuti langkah-langkah berikut:

Membuat Katalog Facebook

  1. Klik mega menu di sebelah kiri atas, lalu klik Catalogue Manager.
  2. Kemudian klik “Create Catalogue”, lalu Anda akan masuk ke halaman seperti di bawah ini. Khusus di artikel ini, kita akan membuat catalog untuk ecommerce (barang-barang berwujud). Jadi silakan klik pilihan “Ecommerce”.
  3. Muncul pilihan metode untuk mengupload detail produk. Jika Anda menggunakan platform e-commerce seperti Shopify, Woocommerce, atau Magento, maka pilih box sebelah kanan. Namun jika tidak, silakan klik box sebelah kiri. Beri nama katalog Anda pada isian “Catalog Name”. Jangan lupa pastikan catalog owner sudah tepat, lalu klik Create.
  4. Katalog Facebook Anda telah siap, namun produknya masih kosong. Selanjutnya kita akan mengisi produk dengan beberapa metode. Silakan klik “View Catalog” terlebih dahulu.
    cara setup catalog facebook dengan mudah

Membuat Product Feed

Langkah selanjutnya adalah menginput katalog Anda dengan produk. Biasanya sumber produk yang diinput dikenal dengan istilah “Product Feed”. Setelah masuk ke halaman dashboard katalog, silakan lanjutkan langkah-langkah yang tadi sudah kita lakukan:

  1. Klik “Product Data Source”, lalu klik “Add Products”
    setup catalog facebook tidak sesulit yang kita kira
  2. Ada tiga pilihan dalam mengupload produk katalog:
    • Add Manually: memasukkan produk satu-persatu ke dalam katalog dengan mengisi kolom yang tersedia. Cara ini akan sangat rumit dan memakan banyak waktu apabila Anda memiliki banyak produk.
    • Use Data Feeds: memasukkan banyak produk dalam sekali upload. Cara ini dilakukan dengan mengupload data feeds. Data bisa dalam bentuk file .csv atau file .xml. Anda juga bisa menggunakan file yang ada di Google Sheets. Isi dari file tersebut pada dasarnya hanyalah berbentuk tabel dengan isian kolom nama produk, deskripsi, SKU, dan lain-lain.
    • Connect Facebook Pixels: cara ini seharusnya bisa menjadi yang paling simpel dibandingkan kedua cara di atas. Dengan cara ini, kita bisa memasukkan produk berdasarkan data dari Facebook Pixel. Sayangnya saat ini belum available sehingga kami belum pernah mencoba membuat product catalog menggunakan cara ini. 
      membuat katalog instagram
  3. Setelah memilih salah satu metode, klik “Next”, dan lanjutkan prosesnya sesuai instruksi.

Hal yang penting untuk diperhatikan adalah, ketika Anda memilih opsi kedua (Use Bulk Product), maka pastikan Anda melengkapi field wajib yang perlu diisi, yaitu:

  • id: product id, berupa angka yang unik dari setiap produk. ini merupakan field yang paling penting karena nantinya akan menjadi field yang dicocokkan dengan Event Parameter dari Pixel.
  • availability: biasanya diisi dengan in stock atau out of stock
  • condition: kondisi produk, biasanya diisi dengan new atau used
  • description: deskripsi singkat tentang produk
  • image link: link untuk gambar produk. minimum ukuran gambar 600 x 600 px
  • product url link: link untuk url produk di website
  • title: nama produk
  • price: harga produk
  • brand: nama brand dari produk.
Read More
Keuntungan Beriklan di Facebook & Instagram dibanding dengan Iklan Konvensional

Beriklan di Facebook dan Instagram sudah menjadi hal umum bagi sebagian besar perusahaan atau orang-orang yang ingin mengembangkan bisnisnya, terbukti dengan banyaknya pengguna yang menjadikan Facebook Business Manager sebagai tools andalan dalam campaign promosi bisnis mereka di social media.

Tentunya beriklan di Facebook dan Instagram memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan beriklan secara konvensional. Selain kecenderungan masyarakat yang menjadikan internet sebagai kebutuhan, ada beberapa kelebihan yang akan didapatkan apabila beriklan melalui social media khususnya Facebook dan Instagram, diantaranya sebagai berikut.

Audiences

Kita bisa tentukan target audiences seperti apa yang ingin kita jangkau, baik dari segi demography, behaviour, dan juga Interests.

Facebook mencatat ada sekitar 2 miliar pengguna Facebook tiap bulannya dan 500 pengguna Instagram aktif yang menggunakan Instagram setiap harinya. Dari data tersebut tentunya bukanlah hal yang sulit bagi kita untuk menjangkau orang-orang yang akan kita jadikan target promosi untuk bisnis kita.

Jumlah yang sangat jauh apabila dibandingkan dengan beriklan secara konvensional, selain keterbatasan dalam menjangkau audiences, mobilitas dan fleksibilitas dalam beriklan secara konvensional juga menjadi kendala yang utama.

Budgeting

Pastinya akan membutuhkan biaya marketing yang sangat besar apabila kita ingin menjangkau audiences yang luas dengan cara konvensional, seperti membuat billboard atau bahkan iklan di media seperti televisi dan radio.

Selain itu, kita tidak bisa kontrol secara spesifik target-target audiences yang akan kita jangkau.

Dengan beriklan melalui Facebook dan Instagram, kita bisa kontrol budget marketing dengan fleksibel namun tetap bisa menjangkau audiences yang luas dan tertarget.

Conversion

Dengan beriklan di Facebook dan Instagram kita bisa mengetahui dan mengoptimasi jumlah conversion. Kita dapat membuat Custom Audiences berdasarkan dari database orang-orang yang sudah pernah berinteraksi langsung dengan bisnis kita sehingga akan lebih mudah bagi kita untuk mencari potential audiences yang memiliki behaviour yang sama dan memiliki kecenderungan untuk melakukan conversion.

Selain itu, kita bisa melakukan konsep remarketing berdasarkan dari Custom Audiences yang sudah kita buat, hal ini menjadikan target kita akan sangat spesifik dan campaign iklan kita sesuai dengan tujuan.

Hal ini tentu amat sangat sulit apabila dilakukan dengan sistem marketing konvensional yang notabene hanya bisa menjangkau jumlah orang saja tanpa kita tahu apakah target iklan kita relevan atau tidak, serta kita tidak bisa kontrol seberapa banyak orang yang melakukan conversion / closing dari iklan kita.

Read More
Cara Tepat Memanfaatkan Facebook Ads Sesuai Produk Bisnis Anda

Facebook merupakan social media terbesar yang memiliki 130 juta pengguna aktif di Indonesia. Jumlah ini menjadikan banyak orang berlomba-lomba memanfaatkan Facebook untuk kepentingan bisnis mereka. Sebagian orang berhasil, namun sebagian lain gagal.  Salah satu penyebab kegagalan mereka adalah karena penentuan target yang kurang tepat.

Sebelum memanfaatkan Facebook untuk berbisnis, Anda perlu menentukan target yang tepat sasaran sesuai dengan tipe produk. Produk-produk fashion umumnya akan lebih cocok karena iklan Facebook menekankan pada unsur visual. Tapi untuk industri yang masuk dalam kelompok B2B, mungkin kurang cocok untuk menggunakan Facebook, kecuali menggunakan strategi remarketing. Karena itu, sebaiknya ketahui bagaimana memanfaatkan Facebook sesuai produk bisnis Anda. Hal ini dilakukan karena mengelola Facebook membutuhkan effort yang tidak ringan.

Berikut ini cara memanfaatkan Facebook yang bisa Anda pilih sesuai dengan jenis usaha:

Memperkuat Eksistensi Bisnis

Ini adalah tujuan paling dasar bagi pebisnis saat mulai membuat Facebook fanpage. Pebisnis dapat mencantumkan brand, logo, alamat toko, deskripsi, atau website di fanpage mereka untuk menunjukkan bahwa produk bisnis mereka mudah dijangkau. Meskipun interaksi di fanpage Facebook sudah tidak terlalu populer, informasi yang lengkap pada fanpage  tetap diperlukan karena Facebook Ads mewajibkan pengiklannya menggunakan fanpage.

Cantumkan informasi dengan lengkap dan kredibel pada fanpage Anda melalui logo, cover photo, dan gambar konten yang berkualitas agar bisnis Anda terlihat kredibel. Sebuah penelitian menemukan bahwa informasi yang berkualitas pada fanpage dapat memengaruhi seseorang untuk membeli produk.

Karena termasuk tujuan dasar, eksistensi suatu brand termasuk tujuan yang bisa dimanfaatkan semua jenis bisnis atau produk tanpa terkecuali.

Branding

Social media seperti Facebook adalah media yang paling powerful untuk melakukan branding. Produk bisnis Anda dapat memberikan materi promosi lewat post yang menarik dengan pilihan gambar, teks, atau video. Untuk menjangkau orang lebih banyak dan spesifik, Anda bisa menggunakan Facebook Ads. Fitur ini dapat menjangkau orang berdasarkan jenis kelamin, umur, lokasi, kesukaan, hobi, dan banyak kriteria lain. Bahkan dengan strategi dan pengaturan yang lebih lanjut, kita bisa memberikan konten iklan yang sesuai dengan tingkat kedekatan seseorang dengan brand Anda. Konsep tersebut dinamakan sebagai funneling. Setiap penyedia jasa Facebook Ads berpengalaman akan memperhatikan funneling sebagai salah satu faktor dalam merencanakan campaign iklan. Sebaiknya berikan informasi lokasi, nomor telepon, dan email agar customer lebih mudah menghubungi Anda.

Semua produk dapat memanfaaatkan Facebook untuk branding.

Interaksi dengan Pelanggan

Salah satu kelebihan Facebook dibandingkan media tradisional adalah fitur interaksi dua arah dari audiens kepada bisnis Anda secara real-time. Anda dapat membangun interaksi melalui sapaan, tanya jawab, mini quiz, atau testimoni. Interaksi dengan pelanggan yang terbangun secara baik akan meningkatkan nilai brand dan loyalitas konsumen Anda.

Interaksi atau engagement cocok dimanfaatkan brand-brand yang ingin membangun loyalitas konsumen. Biasanya ini dibutuhkan oleh produk kesehatan, kecantikan, travel, atau otomotif. Beberapa produk jasa juga membutuhkan interaksi berupa testimoni dari pelanggan mereka.

Customer Service

Di era digital sekarang ini, perusahaan tidak lagi membatasi layanan customer service mereka pada telepon atau email saja. Para pebisnis kini dapat memanfaatkan Facebook sebagai media untuk menerima pesan, komplain, dan feedback dari customer. Perusahaan di Indonesia yang paling banyak memanfaatkan social media untuk customer service umumnya bergerak di bidang telekomunikasi. Sampai saat ini mereka menyediakan tim khusus untuk menangani komplain dari customer sehingga customer tidak harus mengantre lewat telepon.

Selain industri telekomunikasi, fungsi customer service sangat cocok untuk bisnis di bidang jasa seperti transportasi, ekspedisi, rumah sakit, dan bisnis jasa lain dengan frekuensi feedback pelanggan yang tinggi. Namun perlu diingat bahwa membuka layanan customer service membutuhkan SDM yang memadai. Hendaknya para pebisnis memerhatikan hal ini agar tak kewalahan menangani feedback dari customer. Di social media, feedback negatif dari customer seringkali tidak dapat dihindari, tapi calon customer lain akan menilai bagaimana brand Anda menangani feedback tersebut.

Menjual Produk (Sales)

Ini adalah manfaat yang paling diharapkan para pebisnis. Facebook telah lama mengakomodasi penjualan lewat fitur bernama Facebook Shop. Anda bisa menggunakan Facebook layaknya “toko cabang” yang memajang produk-produk Anda. Semua jenis produk bisa menggunakannya asal memenuhi syarat. Namun pertanyaannya, apakah efektif? Ini perlu identifikasi khusus.

Salah satu cara mengidentifikasinya adalah, cari tahu apakah produk Anda termasuk high-involvement product atau low-involvement product. High-involvement product adalah produk yang membutuhkan pertimbangan matang sebelum customer membeli, sedangkan low-involvement product sebaliknya. Contoh, orang yang akan membeli rumah tidak akan memutuskan pembelian semudah orang membeli pakaian, sehingga rumah tergolong high involvement product dan kurang cocok menargetkan transaksi penjualan dari Facebook.

Tapi ada cara-cara tertentu untuk menarget calon pembeli rumah dengan strategi dan pendekatan khusus di Facebook. Pebisnis dengan produk high-involvement bisa menggunakan Facebook untuk mendorong minat pembelian customer lewat konten yang menarik. Minat pembelian customer bisa dinilai dari keinginan mereka untuk mengisi Leads. Di Facebook, Anda bisa mengetahui jumlah Leads melalui penambahan call to action, yakni informasi berupa link, pendaftaran, nomor HP, email, atau informasi lain yang membuat calon customer menghubungi bisnis Anda.

Mengumpulkan Database

Facebook memiliki fitur tracking bernama Facebook Pixel yang mampu mengumpulkan data orang-orang yang pernah berinteraksi dengan akun Facebook atau website Anda. Database ini dapat digunakan untuk memasang iklan berbayar ke orang yang lebih tepat. Anda bisa memilih siapa saja yang ingin ditarget, apakah orang yang telah menonton video Anda, mengklik iklan Anda, mengunjungi profil Anda, atau mengunjungi website Anda selama sekian detik.

Dengan database target tersebut, budget yang Anda keluarkan untuk iklan dapat lebih terkontrol sehingga tidak terbuang percuma pada orang-orang yang bukan merupakan target Anda. Sehingga fanpage dan website Anda bukan lagi sekadar menjadi tempat pajangan produk, melainkan menjadi tempat mengumpulkan database. Database ini yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan insight orang-orang yang pernah berinteraksi dengan usaha Anda.

Mengundang Orang ke Event

Ketika bisnis Anda akan membuat event, mengikuti pameran, atau mengumpulkan komunitas, Facebook bisa membantu Anda mengundang orang lewat fitur Facebook Event. Fitur ini menjadi semacam pengganti undangan tercetak, namun disajikan di Facebook. Anda bisa memberi detail acara kepada audiens yang ingin Anda tuju. Fitur ini bisa digunakan secara gratis, namun terbatas pada orang yang telah menyukai fanpage bisnis Anda. Jika ingin menjangkau target lebih luas, Anda bisa menggunakan Facebook Ads yang berbayar.

Facebook Event cocok dimanfaatkan untuk bisnis cafe, pameran, event organizer, atau bisnis apapun yang sedang mengadakan event khusus.

 

Di antara ketujuh cara memanfaatkan Facebook tersebut, mana yang paling relevan dengan model bisnis Anda? Sebaiknya tentukan target yang sesuai sehingga Anda bisa memanfaatkannya dengan efisien.

Read More

Pos-pos Terbaru

  • Definisi dan Cara Meningkatkan Domain Authority
  • Cara Setup Goals di Google Analytics
  • Plugin WordPress yang Sering Digunakan oleh Digital Marketing
  • Perbedaan SEO dan SEM dalam 3 Menit!
  • Google (Search Ads) vs Iklan Facebook

Komentar Terbaru

  • admin pada Collaborative Ads: Mengukur penjualan hasil iklan dari Facebook dan Instagram ke toko online di marketplace
  • arifin pada Collaborative Ads: Mengukur penjualan hasil iklan dari Facebook dan Instagram ke toko online di marketplace
  • Sales PAKAR Jasa pada Collaborative Ads: Mengukur penjualan hasil iklan dari Facebook dan Instagram ke toko online di marketplace
  • ikrom pada Collaborative Ads: Mengukur penjualan hasil iklan dari Facebook dan Instagram ke toko online di marketplace
  • admin pada Cara Menambahkan Fanpage ke Business Manager Facebook

Arsip

  • Juni 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • Agustus 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Agustus 2019
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Mei 2018

Kategori

  • Facebook Marketing
  • Facebook Page
  • General Digital Marketing
  • Google Ads
  • Instagram
  • Marketplace
  • SEO
  • TikTok

© Copyright 2022
PT Pakar Akselerasi Ekonomi
PAKAR Jasa
Digital Marketing Agency

  • Jasa Facebook & Instagram Ads
  • Jasa Iklan Google Search Ads
  • Jasa Iklan Google Display Ads
  • Jasa Iklan TikTok Ads
  • Jasa SEO Jakarta
  • Jasa Konsultasi Internet Marketing
  • Jasa Pembuatan Website
  • Jasa Landing Page
  • Jasa Setup Instagram Shopping
  • Jasa Perbaikan WordPress Terkena Virus/Malware
  • Jasa Setup & Optimasi Marketplace
  • Jasa Verified Akun Instagram
  • Jasa Kembalikan Akun Instagram