Facebook dan Instagram di iOS 14: Apa dampaknya terhadap iklan? Facebook dan Instagram di iOS 14: Apa dampaknya terhadap iklan?
  • Home
  • Our Services
    • Facebook & Instagram Ads
    • Google Search Ads
    • Google Display Ads
    • Jasa Iklan TikTok Ads
    • Jasa SEO Jakarta
    • Jasa Setup & Optimasi Marketplace
  • Careers
  • PAKAR Jasa Blog
  • Contact Us
  • Home
  • Our Services
    • Facebook & Instagram Ads
    • Google Search Ads
    • Google Display Ads
    • Jasa Iklan TikTok Ads
    • Jasa SEO Jakarta
    • Jasa Setup & Optimasi Marketplace
  • Careers
  • PAKAR Jasa Blog
  • Contact Us
  •  

facebook

Tag: facebook

Facebook dan Instagram di iOS 14: Apa dampaknya terhadap iklan?

Beberapa waktu belakangan ini para praktisi digital marketing dihebohkan dengan rencana update iOS 14 dari Apple. Sepertinya akan ada beberapa implikasi update tersebut terhadap iklan digital yang saat ini berjalan.

Facebook sendiri sudah menyatakan sikap penolakannya terhadap rencana tersebut karena tentunya bisa berpengaruh terhadap para pemasang iklan digital, terutama dari golongan UMKM. Tapi, sebetulnya apa saja dampak dari update iOS 14 tersebut terhadap iklan Facebook?

Pop-up untuk Izin Tracking

Akan ada pop up yang muncul di layer ponsel user iOS 14, menanyakan apakah mereka bersedia di-track oleh suatu brand (untuk keperluan tracking iklan). Apabila user tersebut memilih untuk tidak di-track, maka iklan yang muncul ke user tersebut tidak akan mendapatkan tracking. User akan bisa di-track apabila mereka mengizinkan untuk di-track.

Pesan yang ditampilkan iOS 14 terkait tracking oleh iklan/app seperti Facebook dan Instagram: " ... would like permission to track you across apps and websites owned by other companies."
Pesan yang muncul terkait tracking aplikasi di iOS 14

Jumlah pengguna iOS di Indonesia mungkin lebih sedikit daripada Android, namun belum diketahui akan sebesar apa dampak dari update ini terhadap industri iklan digital secara keseluruhan. Yang bisa diperkirakan, akan ada penurunan jumlah Conversion yang bisa di-track di device iOS 14 dibanding sebelumnya.

Dampak Update iOS 14 Terhadap Campaign Berbasis Web

Dampak yang cukup signifikan terhadap campaign berbasis web yaitu jumlah limit Conversion Event yang bisa digunakan untuk optimasi Campaign Conversion (misalnya Purchase, Initiate Checkout, Add to Cart, dll), dibatasi hanya maksimum 8. Limit maksimum ini sudah termasuk untuk penggunaan Custom Conversion.

Jadi harus dievaluasi lagi untuk campaign Conversion yang berjalan saat ini, apakah jumlah event yang dioptimasi jumlahnya lebih dari 8 atau tidak. Apabila jumlahnya lebih dari 8, advertiser akan diminta untuk memilih 8 event yang akan digunakan. Di luar 8 event tersebut, tracking tetap bisa berjalan namun tidak bisa digunakan untuk optimasi campaign Conversion.

Dari sisi advertiser juga diharuskan untuk verifikasi domain di Facebook Business Manager masing-masing.

Dampak Update iOS 14 Terhadap Campaign Berbasis Mobile App

Campaign berbasis mobile app akan dibatasi untuk setiap mobile app, hanya bisa dibuat dalam 1 Ad Account, dengan jumlah iklan maksimal yang bisa dijalankan secara bersamaan sebanyak 9 Campaign, dan masing-masing campaign maksimum 5 Ad Set. Apabila ada campaign yang ingin dimatikan untuk digantikan dengan campaign baru, sistem Facebook akan butuh 72 jam untuk me-reset limit nya kembali.

Selain itu, secara reporting hasil iklan juga hanya akan di-agregat di level Campaign. Data di level Ad Set dan Ad akan diestimasi oleh Facebook menggunakan metode model statistik.

Apabila anda menggunakan Facebook SDK, pastikan untuk melakukan update versi untuk iOS terbaru yaitu Facebook SDK versi 8.1.

Penyesuaian Lainnya di Dalam Dashboard Iklan Facebook

Beberapa dampak lainnya untuk Facebook dan Instagram akibat iOS 14 meliputi:

  • Data di Ads Manager yang berpotensi terlambat masuk, bisa sampai 3 hari (tidak real time)
  • Tidak ada data breakdown untuk Action dan Delivery
  • Attribution Window berpindah dari level Ad Account ke level Ad Set, dan secara default akan mengacu pada 7-days click.
  • Berkurangnya jumlah audience yang bisa digunakan sebagai Custom Audience

Penjelasan di atas merupakan gambaran garis besar mengenai dampak perubahan iOS 14 terhadap iklan Facebook-Instagram. Kepastian mengenai hambatan dan kesulitan yang mungkin akan dihadapi belum akan diketahui dengan pasti sampai update ini benar-benar diimplementasikan.

Read More
Apa Bedanya Iklan Traffic dengan Conversions di Facebook dan Instagram?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali melihat lagi kepada struktur iklan di Facebook. Ini berlaku juga di Instagram, karena iklan di dua penempatan tersebut diatur di tempat yang sama, Facebook Ads Manager. Secara struktur, objective dipilih di level Campaign. Dan di level Campaign tersebut terdapat banyak pilihan objective iklan yang bisa dipilih, mulai dari Brand Awareness, Video Views, Lead Generation, Traffic, Conversions, dan beberapa pilihan objective lainnya.

Tergantung jenis objective yang kita pilih, sistem machine learning iklan Facebook akan mengoptimalkan penayangan iklan tersebut ke audience yang sesuai. Dengan banyaknya pengguna di dalam aplikasi Facebook dan perusahaan afiliasinya seperti Instagram atau Messenger, sistem iklan Facebook bisa mengidentifikasi audiens mana yang cocok dengan tujuan iklan yang kita pilih. 

Kegunaan iklan Traffic

Sesuai namanya, iklan dengan objective Traffic dioptimalkan untuk mendapatkan klik. Apabila kita menggunakan campaign Traffic, penayangan iklan akan diprioritaskan kepada audiens yang lebih mungkin atau lebih suka mengklik suatu post. Iklan Traffic bisa menjadi pilihan yang sangat tepat untuk meningkatkan traffic website Anda.

Kegunaan iklan Conversions

Berbeda dengan iklan Traffic, iklan dengan objective Conversions akan dioptimalkan bukan hanya untuk mendapatkan klik, tapi untuk mendapatkan action di dalam website. Action di dalam website ini tergantung dari jenis websitenya. Misalnya website ecommerce, action yang ingin dioptimalkan mungkin salah satunya adalah mendapatkan pembelian di dalam website. Atau untuk website yang bukan ecommerce, bisa dioptimalkan untuk mendapatkan leads atau orang yang kontak ke kita.

Namun untuk bisa menjalankan iklan Conversions, kita akan butuh memasang tracking dengan Facebook Pixel di dalam website kita. Dari Facebook Pixel tersebut kita bisa melakukan tracking terhadap action-action yang terjadi di dalam website dalam bentuk event di Facebook Pixel.

Selain untuk keperluan tracking, event-event Pixel tersebut bisa kita gunakan untuk optimalisasi penayangan iklan. Misalnya, dengan adanya event Purchase di dalam website ecommerce, kita bisa mengoptimalkan penayangan iklan kepada audiens yang lebih mungkin melakukan pembelian di website.

Facebook Conversions vs Traffic Objective

Ilustrasi toko makanan yang ramai dikunjungi penunujung.
Traffic, Conversions, atau dua-duanya sekaligus?

Jadi apa bedanya dan kapan kita menggunakan iklan Traffic atau Conversions? Sesuai bahasan di atas, kita menggunakan objective Traffic apabila tujuan kita mendapatkan klik semaksimal mungkin. Sedangkan apabila tujuan kita mendapatkan action di dalam website, kita sebaiknya menggunakan objective Conversions.

Walaupun untuk bisa mendapatkan Conversions di website , kita harus mendapatkan klik terlebih dahulu, tapi audiens yang ditayangkan iklannya belum tentu sama. Jadi biasanya kemungkinan yang terjadi adalah apabila kita menggunakan objective Traffic, jumlah klik akan tinggi, namun angka Conversions-nya rendah. Sebaliknya dengan objective Conversions, angka Conversionsnya biasanya akan lebih tinggi, tetapi dengan jumlah klik yang lebih rendah dibandingkan iklan Traffic.

Read More
Collaborative Ads: Mengukur penjualan hasil iklan dari Facebook dan Instagram ke toko online di marketplace

Sebagai pemilik toko online di marketplace (seperti Lazada, Shopee, Tokopedia, dan lain-lain) Anda tentu sudah mengenal berbagai macam cara untuk beriklan. Yang pertama, beriklan di marketplace itu sendiri. Yang lain, beriklan di media sosial lalu diarahkan ke toko online Anda di marketplace. Yang terakhir itu, bukan perkara rumit.

Memasang iklan Tokopedia di Facebook atau iklan Shopee di Instagram, yang ketika diklik langsung muncul toko kita, sudah lumrah. Pertanyaannya, iklan di medsos itu bikin penjualan kita di marketplace naik atau tidak? Untuk menjawabnya kita perlu tracking conversion iklan.

Tracking conversion adalah salah satu aspek penting dalam digital marketing agar kampanye kita jelas tujuannya dan terukur hasilnya. Dengan tracking pembelian sebagai conversion misalnya, kita bisa menilai baik buruknya iklan digital kita. Pertanyaan seperti: “Dengan biaya sekian juta rupiah di iklan, berapa pembelian yang dihasilkan?” dapat dijawab.

Jika memiliki website toko online sendiri, tracking conversion bisa dilakukan dengan memasang alat/kode tracking di website. Alat tracking ini disediakan oleh platform iklan populer seperti Facebook Pixel, Google Analytics, dan pendatang baru akhir-akhir ini TikTok Ads dengan TikTok Pixel-nya.

Bagaimana jika toko kita fokus berjualan di marketplace dan belum mempunyai website ecommerce sendiri, lalu kita mau beriklan, tapi iklannya dapat mengukur penjualan? Bila Anda mau beriklan di Facebook dan Instagram, maka jawabannya adalah Collaborative Ads. Sering juga disebut sebagai CPAS, meski singkatannya kurang jelas apa. Ada yang bilang collaborative platform advertising solution. Ada juga collaborative performance advertising solution. Yang jelas, penamaan resmi dari Facebook adalah Collaborative Ads.

Dari namanya ini, bisa dibilang iklan ini menjadi sebuah kolaborasi antara Facebook, marketplace, dan Anda sebagai pemilik toko. Karena ada kerja sama ini, beberapa data yang dimiliki oleh marketplace dibagi kepada Facebook dan kita sebagai pemasang iklan.

Apa yang bisa dilakukan dengan Collaborative Ads?

Contoh iklan catalog produk marketplace di Instagran dengan collaborative ads
Saat iklan produk diklik di medsos, pengguna diarahkan langsung ke toko di marketplace.

Marketplace membagikan sebagian aktivitas pengunjung (tanpa membagikan biodata pribadi) seperti produk-produk apa saja yang dilihat, apa yang ditambahkan ke keranjang (add to cart), hingga apa yang dibeli di toko online kita. Data ini terhubung langsung dengan Facebook dan dapat kita gunakan sebagai targeting iklan hingga sumber data conversion.

Tentu jangan dibayangkan, data-data pribadi (seperti nomor HP, alamat, dll) pengunjung toko kita di marketplace itu dibagikan dalam bentuk tabel data untuk kita baca. Bukan, data tersebut bukan untuk dibaca manusia secara langsung.

Salah satu hal yang bisa kita lakukan lewat Collaborative Ads ini adalah tracking conversion yang kita bahas di awal tulisan. Misalkan pengguna A membeli produk X di toko online kita (baik di website maupun di app!). Sinyal pembelian ini akan diteruskan ke Facebook melalui kode-kode tertentu. Robot Facebook kemudian akan memeriksa, apakah pengguna A ini terdaftar sebagai pengguna Facebook atau Instagram.

Jika ya, maka kemudian dicek apakah pengguna A ini sebelumnya pernah mendapatkan dan/atau berinteraksi dengan iklan Collaborative Ads yang kita setel. Jika pernah berinteraksi (klik iklan) maka iklan tersebut akan dinyatakan telah menghasilkan satu pembelian. Setelah ini, kita bisa mengevaluasi apakah iklan tersebut bagus atau tidak, menghasilkan pembelian yang sebanding dengan biaya iklan atau tidak.

Paragraf di atas hanya menggambarkan satu saja keuntungan dari Collaborative Ads. Ada banyak hal lain yang sangat membantu campaign digital kita. Untuk yang sudah cukup berpengalaman di digital ads, secara singkat Collaborative Ads bisa dijelaskan seperti ini: seakan-akan kita memiliki akses Pixel di website dan app marketplace tempat toko online kita berada. Potensinya tentu luar biasa.

Apakah semua marketplace di Indonesia sudah memiliki fitur Facebook Collaborative Ads? Per Juni 2020, belum semuanya. Daftar mitra yang sudah memiliki fitur ini adalah: Lazada, Shopee, Blibli, dan Tokopedia. Lebih lengkapnya bisa dicek di Collaborative Ads Merchants di Indonesia.

Jika marketplace tempat toko Anda berada sudah termasuk daftar tersebut, maka Anda perlu mencari tahu ke marketplace masing-masing apa syarat untuk mengaktifkan fitur Collaborative Ads itu untuk toko Anda. Beberapa syarat yang umum misalnya toko Anda merupakan toko resmi untuk suatu brand. Atau level toko Anda sudah mencapai tingkat tertentu di marketplace tersebut.

Read More
Cara Setup Instagram Shopping

Instagram Shopping memungkinkan Anda untuk men-tag post dengan produk-produk yang bisnis Anda miliki. Dengan demikian, post Anda dapat tampil lebih menarik dan interaktif. Selain itu, ketika tag produk tersebut diklik, pengguna bisa langsung diarahkan ke halaman detil produk di website Anda. Bagaimana cara setup Instagram Shopping?

Cara mengaktifkan Instagram Shopping

Untuk mengaktifkan fitur Instagram Shopping, sebenarnya sangatlah mudah:

  1. Cek profil Instagram di mobile app, ke menu Settings, lalu Business.
  2. Bila fitur ini sudah disediakan untuk akun Instagram Anda, akan muncul pilihan Shopping.
  3. Hubungkan Product Catalog Anda dengan akun Instagram.

Untuk langkah terakhir, akan kami bahas lebih detil di lain kesempatan (tulisan ini akan di-update bila post tersebut sudah terbit). Bila langkah-langkah di atas sudah diikuti, ketika Anda membuat post di Instagram seperti biasa, Anda bisa memilih produk dari katalog untuk di-tag di dalam post.

Syarat-syarat setup Instagram Shopping

Langkah-langkah di atas mengandaikan fitur Instagram Shopping sudah diaktifkan untuk akun Instagram Anda. Kriteria apa yang harus dipenuhi agar akun Instagram bisa memiliki fitur Instagram Shopping (IG Shopping)? Berikut syarat-syarat untuk IG Shopping.

  • Menjual produk fisik. Artinya, jika bisnis Anda berupa jasa atau produk virtual, belum bisa menggunakan fitur ini.
  • Mengikuti “kebijakan perdagangan” Facebook. Silakan cek di sini.
  • Akun Instagram Anda haruslah akun bisnis. Fitur IG Shopping baru ada untuk akun bisnis.
  • Terhubung dengan fanpage Facebook. Saat mengubah akun menjadi akun bisnis, Instagram Anda akan diminta untuk dihubungkan dengan satu fanpage Facebook.

Sumber: https://www.facebook.com/business/instagram/shopping/guide

Bila persyaratan di atas dipenuhi, maka akun tersebut bisa diberikan fitur IG Shopping, meski ada kemungkinan Anda perlu menunggu beberapa saat sebelum fiturnya diaktifkan. Jika sudah aktif, cara setup Instagram Shopping yang sudah diinfokan di atas bisa diikuti. Namun di Indonesia, hingga saat tulisan ini terbit, fitur ini belum tentu aktif meski semua kriteria di atas sudah dipenuhi. Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut dari PAKAR Jasa, silakan menghubungi kami di sini.

Read More

Pos-pos Terbaru

  • Definisi dan Cara Meningkatkan Domain Authority
  • Cara Setup Goals di Google Analytics
  • Plugin WordPress yang Sering Digunakan oleh Digital Marketing
  • Perbedaan SEO dan SEM dalam 3 Menit!
  • Google (Search Ads) vs Iklan Facebook

Komentar Terbaru

  • admin pada Collaborative Ads: Mengukur penjualan hasil iklan dari Facebook dan Instagram ke toko online di marketplace
  • arifin pada Collaborative Ads: Mengukur penjualan hasil iklan dari Facebook dan Instagram ke toko online di marketplace
  • Sales PAKAR Jasa pada Collaborative Ads: Mengukur penjualan hasil iklan dari Facebook dan Instagram ke toko online di marketplace
  • ikrom pada Collaborative Ads: Mengukur penjualan hasil iklan dari Facebook dan Instagram ke toko online di marketplace
  • admin pada Cara Menambahkan Fanpage ke Business Manager Facebook

Arsip

  • Juni 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • Agustus 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Agustus 2019
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Mei 2018

Kategori

  • Facebook Marketing
  • Facebook Page
  • General Digital Marketing
  • Google Ads
  • Instagram
  • Marketplace
  • SEO
  • TikTok

© Copyright 2022
PT Pakar Akselerasi Ekonomi
PAKAR Jasa
Digital Marketing Agency

  • Jasa Facebook & Instagram Ads
  • Jasa Iklan Google Search Ads
  • Jasa Iklan Google Display Ads
  • Jasa Iklan TikTok Ads
  • Jasa SEO Jakarta
  • Jasa Konsultasi Internet Marketing
  • Jasa Pembuatan Website
  • Jasa Landing Page
  • Jasa Setup Instagram Shopping
  • Jasa Perbaikan WordPress Terkena Virus/Malware
  • Jasa Setup & Optimasi Marketplace
  • Jasa Verified Akun Instagram
  • Jasa Kembalikan Akun Instagram